Rabu, 04 Januari 2017

Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Daging Sapi

Macam-macam Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Karkas dan Daging Sapi

Posted by

Seekor sapi dinilai bagus tidak hanya dari bentuk fisiknya saja. Fisik sapi yang gagah dan super serta berotot tentu menjadi kebanggaan peternak dan menjadi incaran pembeli. Tetapi apakah sapi tersebut menguntungkan? Belum tentu karena seekor sapi bisa menguntungkan atau merugikan jagal akan diketahui setelah sapi tersebut dipotong.

Ada dua parameter penting untuk berhitung masalah untung rugi dari hasil potong seekor sapi. Parameter tersebut adalah kualitas karkas dan kualitas daging.

Secara mudah kualitas karkas yang baik digambarkan dengan persentase karkas yang tinggi dan sesuai dengan harga beli sapi tersebut. Percuma saja meski persentase karkas tinggi tetapi harga sapinya kemahalan tetap akan rugi. Demikian pula sebaliknya.

Kualitas daging secara mudah bisa digambarkan dari meat yield yang tinggi, warna daging yang cerah dan merah terang, daging tidak kaku dll.

Dua parameter yang berupa kualitas karkas dan daging tersebut merupakan cara termudah dan paling banyak digunakan oleh para jagal dan penjual daging di pasaran. Untuk mendapatkan hasil karkas yang baik dan daging berkualitas tentu diperlukan pengetahuan tentang apa saja yang bisa berpengaruh terhadap kualitas karkas dan daging dari seekor sapi.



Berikut beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kualitas karkas dan daging sapi hasil pengalaman dan pengamatan dilapangan:

Jenis dan Bangsa Sapi

Jenis sapi lokal seperti limousin dan simmental lebih disukai jagal daripada jenis sapi impor seperti brahman cross asal Australia. Hal ini tidak mengherankan karena dari hasil pengamatan dilapangan, kualitas karkas dan daging sapi lokal lebih bagus daripada sapi impor jika disesuaikan dengan selera masyarakat kita. Namun jika saat ini di Jabotabek lebih banyak ditemukan pemotong sapi impor hal ini karena masalah harga saja bukan karena mereka para jagal lebih suka impor. Jika harga antara sapi lokal dan impor sama atau selisih sedikit saja maka jagal akan lebih cenderung potong sapi lokal, ini berdasar pengalaman lapangan.

Untuk jenis sapi lokal sendiri, sapi Bali kurang disukai oleh jagal tertentu karena dagingnya yang cepat kaku dan cepat hitam warnanya.

Jenis Pakan dan Daerah Asal

Banyak jagal yang sudah tahu dari hasil pengalaman mereka dilapangan bahwa sapi yang diberi pakan jerami mempunyai kualitas karkas yang kurang baik. Pengamatan mereka menunjukkan bahwa sapi dengan pakan jerami padi meski fisiknya terlihat besar tetapi bobot dagingnya ringan. Hal ini bisa "menipu" jagal yang beli sapi secara jogrogan. Untuk daerah Jatim sapi dengan pakan jerami mudah ditemukan di Tuban, Babat, Lamongan dan Bojonegoro.

Untuk sapi dari daerah Situbondo, Probolinggo, Lumajang dan daerah Timur Jatim, sapi lebih banyak makan hijauan dan pengaruhnya yang dirasakan jagal adalah daging sapinya lebih berbobot. Daging yang berat sangat berpengaruh terhadap persentase karkas.

Sapi-sapi dengan pakan konsentrat yang cukup gizi dan vitamin juga akan memberikan nilai persentase karkas dan kualitas daging yang baik. Perlu diperhatikan bahwa pemberian pakan dengan energi tinggi akan mempercepat perlemakan sehingga sapi dengan pakan tersebut sebaiknya jangan dipelihara terlalu lama.

Performace atau Bentuk Fisik Sapi

Terlepas dari faktor jenis bangsa dan jenis pakan ada satu faktor yang sangat dominan dalam menentukan kualitas karkas. Faktor tersebut adalah bentuk fisik atau performance individu sapi.

Secara umum sapi yang mempunyai kecenderungan memiliki kualitas dan persentase karkas yang baik terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
  • Sapi panjang
  • Bagian depan dan pantat sapi berisi
  • Perut rata tidak menggantung dan membesar kesamping
  • Punggung lurus dan rata serta sudah tidak terlihat tonjolan tulang punggung
  • Tonjolan Tulang iga sudah tidak terlihat
Ciri diatas adalah gambaran umum sapi dengan performance bagus secara karkas. Tetapi perlu diingat bahwa faktor harga sapi tetap menjadi prioritas utama agar sapi yang dibeli bisa menguntungkan. Intinya harus ada kesesuaian antara harga dan fisik sapi.

Selain perut besar yang bisa membuat persentase karkas sapi anjlok adalah kadar lemak pada daging sapi. Sapi yang perlemakkannya tinggi akan menurunkan persentase karkas karena lemak yang menempel pada daging akan ditriming atau dibersihkan dahulu sebelum karkas ditimbang. Lemak yang tebal bisa menurunkan persentase karkas antara 2 - 3 % dan ini bisa sangat merugikan jagal.


http://www.sakadoci.com/2016/11/macam-faktor-yang-mempengaruhi-kualitas.html

Pasar Hewan Jatinom, Hari Pasaran Legi

Pasar Hewan Jatinom, Hari Pasaran Legi

Pasar Hewan yang terletak di Klaten ini merupakan pasar hewan yang memiliki lokasi yang baru setelah dipindah dari lokasi pasar hewan yang lama. Luas lokasi pasar hewan jatinom Klaten sekitar 1000 meter persegi. Merupakan area yang lumayan luas untuk pasar sapi.

Jika anda akan berbelanja sapi dari berbagai jenis seperti limousin, simmental maupun sapi PO, anda bisa mengunjungi pasar sapi jatinom Klaten, Jawa Tengah.


Dimana Alamat Pasar Hewan Jatinom, Klaten Jawa Tengah?
Pasar Hewan atau Pasar Sapi Jatinom berlokasi di Desa Bonyokan (lokasi baru), Jatinom, Klaten. Saat berkunjung ke pasar sapi Jatinom harus pada hari pasaran saat pasar hewan jatinom buka yaitu pada hari pasaran Legi.

Fasilitas timbangan sapi sudah tersedia di pasar hewan Jatinom Klaten sehingga untuk pembeli baru yang tidak mahir menaksir sapi bisa memanfaatkan timbangan tersebut (mudah-mudahan masih berfungsi).

Pedagang yang datang biasanya dari Klaten dan sekitarnya, DI Yogyakarta, Magelang, Solo dan lain-lain. Pada saat hari tertentu menjelang hari raya biasanya banyak juga pedagang dari luar daerah yang datang ke pasar hewan Jatinom Klaten.

http://www.sakadoci.com/2016/03/pasar-sapi-jatinom-klaten-jawa-tengah.html

Minggu, 04 Desember 2016

Bisnis Ternak Sapi Potong di Indonesia Sangat Menggiurkan


Bisnis Ternak Sapi Potong di Indonesia Sangat Menggiurkan

By on December 10, 2014

Bisnis Ternak Sapi Potong di Indonesia Sangat Menggiurkan − Populasi penduduk di Indonesia terbesar keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang tinggi diikuti pula dengan meningkatnya konsumsi daging sapi di tanah air terutama ketika hari raya tiba. Untuk memenuhi permintaan pasar yang kian melonjak, usaha peternakan sapi skala rumah tangga patut untuk dikembangkan.

Apalagi sampai sekarang, Indonesia masih terus kekurangan suplai daging sapi, sehingga harus mengimpor dari berbagai negara. Upaya yang dinilai mampu memberi kontribusi berarti bagi roda perekonomian bangsa itu juga disinyalir bermanfaat bagi perwujudan swasembada daging sapi di tanah air.
Program usaha ternak Sapi skala rumahan terbukti membawa perubahan yang signifikan terutama bagi peternak. Program ternak rumah tangga yang ada di beberapa area telah marak digerakkan. Dengan cara konvensional, peternak sapi potong kelas rumahan itu mampu mengembangkan usahanya dengan keuntungan yang memadai.
Sistem budi daya ternak sapi berskala rumah tangga ini sudah lama diterapkan di sejumlah kawasan, mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan kawasan Indonesia Timur. Menurut pandangan pemerintah, penerapan sistem ini tak hanya mendorong laju pertumbuhan produksi sapi potong dalam negeri tapi juga memberi pendapatan hingga berlipat ganda kepada peternak kecil sebagai mata pencariannya.
Usaha ternak sapi potong kelas rumahan sangat ekonomis, baik dari sisi biaya pemeliharaan maupun biaya pembuatan kandang. Karena skalanya kecil, pembuatan kandangnya pun biasanya berbentuk tunggal. Meski demikian, untuk memeroleh kualitas sapi potong yang bagus, ukuran kandang usaha sapi potong rumah tangga tak jauh berbeda dengan ukuran kandang untuk pembudidayaan sapi komersiil dalam skala besar. Begitu pula untuk masalah pakan ternak dan proses pemeliharaan sapi potong.
Para peternak sapi potong kelas rumahan diberi pelatihan khusus untuk mengikuti standard pemeliharaan sapi potong skala besar. Pelatihan ini meliputi knowledge transfer kepada peternak dalam memilih bibit sapi potong. Misalnya dari segi bentuk badan, bibit tipe sapi potong umumnya mempunyai bentuk badan persegi panjang atau berbentuk bulat silinder. Sementara badan bagian muka, tengah dan belakang tumbuh sama kuat dan garis badan bagian atas dan bawah sejajar. Dengan demikian, kualitas daging sapi potong yang dihasilkannya sama dan layak untuk dikonsumsi dengan sapi potong dari peternak kelas besar.
Dalam tempo waktu enam bulan, peternak sapi potong kelas rumahan bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp4 juta sampai Rp5 juta per satu ekor sapi potong. Padahal, dalam satu rumah tangga, sapi potong yang dibudidayakan rata-rata 2 hingga 3 ekor. Kalau harga bibit satu ekor antara Rp6 juta – Rp7 juta, sementara setelah dipelihara selama 6 bulan, harga sapi di pasaran meningkat antara Rp10 – Rp11 juta, keuntungan peternak bisa mencapai Rp4 juta – Rp5 juta per ekor. Laba ini pun bisa berlipat ganda saat hari raya keagamaan tiba, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Natal.
Nah, itu baru keuntungan yang didapat jika dilihat dari sisi profit peternak. Bila dipandang dari sisi jumlah produksi ternak, katakanlah ada 1.000 peternak skala rumah tangga dalam satu kawasan dengan total ternak sapi potong sebanyak 3 ekor. Dalam waktu enam bulan sesudah melewati masa pemeliharaan akan tersedia 3.000 ekor sapi potong lokal yang siap untuk dikonsumsi.